Aeny berbagi

Menulislah, apa yang ingin kau tulis Curahkan isi hatimu dengan menulis Jika Namamu terhapus dari dunia maka Tulisanmu akan selalu menjadi kenangan

Selasa, 24 September 2019




            Do’a mu

Ketika lisan tak mampu lagi berucap
Kata  yang tak bisa di tuliskan
Rasa yang tak dapat untuk diungkapkan
Karena nikmat Tuhan yang tak terkira
           
            Ada ribuan do’a yang selalu engkau panjatkan
            Lelahan air mata yang engkau teteskan
            Kecamuk rasa yang engkau pendam
            Dan Ridho yang engkau perkenankan

Meski beribu kecewa engkau rasakan
Lelah, letih dan penat engkau derita
Namun hatimu tak pernah merasa luka
Dan maafmu tak pernah engkau sembunyikan

            Sering ku menutup telinga
            Demi mendengar Engkau
            Dan petuah-petuahmu
            Yang menjenuhkan
           
Sering pula ku tertidur tanpa peduli
Atau asyik membaca dan bermain
Meski dirimu jenuh dan lelah
Bersenda gurau dengan pekerjaan rumah

            Namun kini yang kurasakan
            Apa yang engkau kata selalu benar
            Nasehatmu yang seringnya ku hiraukan
            Menjadi amunisi untukku menjalani kehidupan


Do’a mu telah sampai kelangit
Airmatamu telah terhapus oleh MalaikatNYA
Cintamu akan tetap abadi dalam sanubari
Dan Kemulian akan tetap milikmu dunia akhirat


 Pekalongan, 20 September 2019

Jumat, 31 Mei 2019


Aninka Fitria Namela,(Lala) Putri Pertama anak pertamaku,lahir pada hari jum'at Tanggal 24 Juli tahun 2015Hampir Setahun  pernikahanku dengan suami. Alhamdulillah lahir normal, lancar dan sehat
lahir dirumah bidan Siti Nur Hawa Dukuh balutan desa purwoharjo kecamatan Comal
Suami memberinya nama Aninka Fitria Nameela yang kurang lebih berarti wanita yang pemaaf, Do'a kami semoga putri sulung kami menjadi anak yang shalehah dan selalu menjadi orang yang pemaaf
Suatu Rahmat dan Anugerah yang luar biasa karena menjelang tahun kedua pernikahan kami, DIA telah memberi kami amanah dan kepercayaan.
Sejak dikabarkan hamil, Kami yang saat itu masih ikut orang tua, mendadak suami ingin ngontrak, yah...bukan apa-apa, dirumah orang tua terlalu banyak pekerjaan karena memang keluargaku adalah keluarga pedagang sedang aku adalah orang yang paling tidak bisa membiarkan pekerjaan menumpuk apalagi terbengkelai, dan suami tidak ingin membiarkan aku kecapean dengan segala rutinitas dan aktifitas dirumah. Selain itu Bapakku yang MasyaALLAH...Prefeksionis dan banyak menuntut sehingga takut aku dan calon bayiku stress. Akhirnya di usia ke tiga kehamilanku, Kami mengontrak rumah kecil di sudut kota yang juga tak jauh dari tempat ku mengajar dulu.Namun sejak kelahiran Namela kami kembali lagi kerumah orang tuaku, karena ibu yang terlalu menghawatirkanku.Bapak juga peduli dan memintaku kembali. Akhirnya kami kembali ke rumah orang tuaku hingga usia lala 18 bulan.Setelah itu kami menumpang dirumah mbak ku yang selalu baik padaku sedari aku kecil. Karena sikap bapak dan suami yang belum juga ada kecocokkan.Suamiku yang Pendiam, sedang bapak kebalikannya. Rumah mbak juga cukup besar untuk ditinggali dua keluarga, Ditambah lagi suami mbak yang seorang pekerja perantauan dan mbak yang harus berjualan tiap malam, sehingga kedua keponakanku sendirin dirumah tiap malam. Maka aku dan suami akan jaga anak-anak mbak tiap malam dan aku bantuin pekerjaan rumah mbak, sedag mbak akan jaga anakku tiap pagi hingga aku pulang sekolah.
Begitulah kami, sejak kecil kami selalu berbagi dalam suka dan duka, kami selalu rukun dan kami selalu peduli, Pahitnya kehidupan kami yang penuh perjuangan dan kerja keras, membuat kami mempunyai perasaan yang begitu dekat. Semoga persaudaraan kami akan selalu terjaga hingga kesyurga.amin


Almeera Zahra Alfathunnisa,(Ara) Putri keduaku yang saat
lahir kakaknya masih berusia 22 bulan lebih 11 hari,Belum genap dua tahun. lahir di puskesmas puwoharjo pada hari kamis, tanggal 8 Juni 2017 dan pada bulan ramadhan 
hari ke 12, Malam menjelang melahirkan perutku teras mulas hebat
feelingku merasa bakal melahirkan besok pagi, suami pun bersiap packing persiapan persalinanku.Padahal, Rabu pagi aku masih segar dan bisa mengajar, bahkan membacakan soal UKK untuk murid-muridku kelas 1, 
Awal kehamilan ara, aku tak begitu merasakannya. Akupun tetap bugar, sehat dan fit dalam menjalani segala rutinitas harianku dari bangun tidur sampai tidur lagi.
karena alhamdulillah tak mengalami mual, muntah dan lainnya seperti yang umumnya orang hamil rasakan, Hanya karena protes suami, adik ipar dan tetangga yang bilang aku gemuk, apa mungkin hamil lagi,yang aku rasakan hanya, makanku tambah banyak akhir-akhir ini.Karena penasaran, akhirnya aku periksa ke pukesmas, dan ternyata benar, aku hamil 4 bulan, owalah... oleh bidannya yang nota bene teman mainku kecilku dulu, aku malah di bilang ndablek.
Akhirnya putri keduaku lahir dengan mudah, lancar dan selamat dengan didampingi sang ayah, aku dan suami sebenarnya berharap anak kami kedua ini laki-laki, tapi begitu lahir, mengucap syukur dan aku sempet tanya" nopo yah?" "cewek" jawab suami singkat.sambil suami mengelus punggungku, seakan menenangkan ku dan meyakinkanku bahwa kita tetap bersyukur meski anak kedua kita cewek lagi.

                 Alhamdulillah, kedua putriku tumbuh sehat, cerdas dan ceria selalu, Terimakasih YA ALLAH, atas anugrahMU yang indah ini, akan ku jaga, kurawat, kudidik dan kubina mereka agar mengenalMU dengan baik, Mencintai RasulMu dan Al Qur'an, berakhlaq karimah dan berbudi pekerti yang baik,Disiplin, Mandiri dan bertanggung jawab.


رَبَّÙ†َا Ù‡َبْ Ù„َÙ†َا Ù…ِÙ†ْ Ø£َزْÙˆَاجِÙ†َا ÙˆَØ°ُرِّÙŠَّاتِÙ†َا Ù‚ُرَّØ©َ Ø£َعْÙŠُÙ†ٍ ÙˆَاجْعَÙ„ْÙ†َا Ù„ِÙ„ْÙ…ُتَّÙ‚ِينَ Ø¥ِÙ…َامًا 
                

Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa” [Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al Furqon: 74)


 

Senin, 27 Mei 2019

Senja telah menjelang, matahari pun telah kembali keperaduannya.Setiap orang mulai menutupi pintu dan jendela rumahnya, mengajak anak-anaknya masuk agar terhindar dari gangguan jin wanita yang suka mengganggu diwaktu maghrib tiba, namun  ada juga yang masih berkelakar di teras rumah, menikmati secangkir teh dan sepiring pisang goreng sambil membaca koran sore. Dan gadis kecil itu baru saja pulang dari mengantarkan gorengan kewarung ibunya, sambil menjajakannya di sekitar kampung yang dilaluinya dalam perjalanan menuju ke tempat tujuan. Dia berjalan santai sambil berdendang lagu-lagu nasional, lalu berubah sholawatan dan berubah lagi lagu pop tahun 90an, lagu yang biasa terdengar di rumahnya karena menjadi nyanyian favorit sang ayah. Sampai didepan rumahnya tiba-tiba dia menghentikan langkah, mengatur nafas, membuka pintu teras yang langsung berhadapan dengan jalan gang yang hanya satu meter lebarnya dengan sangat pelan, membuka daun pintu dengan hati-hati agar tak mengeluarkan suara, lalu dia mengucapkan salam lirih dan memasuki rumahnya.Tiba-tiba langkahnya terhenti, Terdengar suara keras laki-laki menegur, sepertinya bapak gadis itu“Kenapa kamu baru pulang”!  Kudengar gadis itu menjawab dengan gugup”wa..wa..warungnya rame pak, tadi bantu mbak dulu”Jawabnya lirih dengan penuh ketakutan.”Alesan saja kamu, dasar suka main”! suara keras itu kembali lagi menghakiminya
“sudah,sana ke mushola!” perintah bapaknya lagi, “Iya pak” gadis itu menjawab dan berlalu
Terdengar gemericik di kamar mandi, mungkin dia sedang berwudhu.”Cepet! jangan lelet!” suara kasar dan keras itu kembali lagi terdengar, “i...iya pak..” jawabnya seperti ketakutan kulihat ia segera bergegas ke mushola.
            Banyak orang-orang telah kembali  dari mushola kampung yang letaknya di komplek asrama polisi, tapi itu memang milik mereka hanya saja terbuka untuk umum dan malah orang-orang kampung yang lebih rajin merawatnya sejak mushola itu dibangun tahun 1996, termasuk gadis itu. Apalagi seperti ramadhan saat ini, selesai dari berbuka dia akan datang lebih awal dari teman-temannya, mencari posisi nyaman lalu akan menggelar sajadah, setelah itu biasanya dia akan membereskan gelas dan sisa takjil di teras mushola,, membawanya ke tempat wudhu dan mencucinya lalu dia akan menyapu seluruh bagian mushola, hingga ketika teman-teman dan jamaah lain datang dia sedang duduk diteras mushola yg bersih dan rapih itu dalam keadaan sudah memakai mukenah, Dia akan menyapa teman-temannya, mengobrol dan mengajak teman-temannya berlomba mengkhatamkan alqur’an hingga akhir Ramadhan nanti, Selesai Tarawih aku terbiasa mendengartadarus gadis itu lewat speaker musholah, biasanya dia bertadarus di mushola hingga pukul sebelas malam.
Menjelang sahur aku mendengar bapak gadis itu membangunkannya”Yah, yah...bangun saur!” “iya pak”jawabnya lirih, mungkin masih mengantuk. 15 menit kemudian terdengar”Dubrak!!!..He,Bangun!,saur sana kewarung!”bapak itu kudengar lagi dengan suaranya yang lebih keras.Ternyata gadis itu belum terbangun “iya...pak, ampun!”  terdengar suara gadis itu ketakutan dan kaget rupanya, dia segera ke kamar mandi membasuh muka, dan bergegas keluar rumah setelah izin kepada sang bapak.
Setiap waktu sahur, Dia akan berjalan sendiri, menyusuri kampung, dalam gelap dan dinginnya malam menuju kewarung tempat ibu dan mbaknya jualan, sementara bapaknya sendiri yang kutahu tidak pernah puasa karena tak kuat menahan lapar, kata keluarganya maklum dari kecil tidak dibiasakan dan hidupnya selalu berkecukupun, semua permintaanya dituruti dan setiap kemauannya terlaksana sehingga sudah membentuk watak bahwa bapak itu jadi orang yang egois dan kasar, tak pernah peka hati dan perasaannya. Keluarga gadis itu mempunyai usaha warung makan tenda, yang buka jam 5 sore hingga tengah malam, kalau ramadhan biasanya sampai waktu sahur dan pulang menjelang atau setelah subuh.Hanya ibu dan kakak gadis itu yang melayani pembeli sedari usaha itu dibuka hingga sekarang mengalami perkembangan. Ketika awal dulu memulai usaha, rumah mereka hanya sepetak dengan satu ruangan untuk semua kegiatan, Anak pertama mereka sampai putus sekolah karena tak kuat dengan ejekan teman-temannya, yang selalu dibilangnya tukang tidur, bagaimana tidak tidur dikelas, orang tiap hari dia bekerja membantu keluarga hingga larut malam, belum lagi siangnya capek, karena pulang sekolah harus membantu memasak lalu sorenya bergegas menata warung dan membukanya.nyaris tak ada waktu bersantai apalagi bermain.Kakak gadis itu hanya selisih 5 tahun dari adiknya, belum lagi kakaknya memang tidak terlalu pintar bahkan cenderung malas berfikir sehingga merasa putus asa dan putus sekolah.Sekarang rumah mereka cukup layak dan nyaman untuk ditinggali dengan kondisi yang tertata rapi. Sedang gadis itu biasa membantu membawa ember tiap jam 2 siang untuk diisi tukang air langganannya, sambil berdendang dia akan dengan ceria melaksanakan tugas hariannya itu, sampai diwarung biasanya dia yaang menyapu, menyirami pelataran warungnya yang berdebu dan membersihkan kaca dan meja serta menatanya dengan rapih, memasang tenda dengan bertumpu pada bangku panjang tempat duduk pelanggan karena tubuhnya yang belum tumbuh tinggi. Sepulang dari warung atau sebelum ke sekolah pagi hari kulihat gadis itu selalu menyapu rumahnya, mengepelnya dan membersihkan kaca, Rumahnya selalu bersih, rapi dan wangi jika dia dirumah.Hobinya adalah membaca, banyak sekali buku bacaan yang dia beli sendiri dari upahnya membantu ibu, menjual gorengan atau sisa uang sakunya, dia juga suka berdendang, meski suaranya tak terdengar indah tapi dia begitu pede menyanyi dengan suara keras jika bapaknya tidak dirumah, karena jika bapaknya dirumah hampir tak ada suara orang rumah itu kecuali bapaknya yang selalu marah-marah, kadang juga mengamuk,mengomel dan berceramah, namun beliau sendiri tidak melaksanakan apa yang beliau anjurkan ke keluarga dan orang-orang yang beliau ceramahi.
Hobi lain gadis itu adalah bekerja, bersih-bersih rumah. Dia tak pernah mengeluh dengan tugas rumah yang dibebankan kepadanya, dengan senang hati dia selalu melaksanakannya, bahkan kalau main dirumah temannya pun dia tidak segan membantu merapikan rumah tetangganya itu, karena dia paling tidak suka dan tidak betah dengan rumah yang kotor dan berantakan.

                        Adzan subuh telah terdengar, aku melihat gadis itu pulang dari warung bersama ibu dan kakaknya, sambil meneteng tas berisi baskom-baskom tempat lauk yang sudah dicuci dari warung.Setelah mereka masuk rumah, aku masih melihat gadis itu diteras merapikan perkakas dan alat tempur keluarganya dalam berdagang. Setelah itu dia akan berlari menuju mushola karena waktu iqomah hampir tiba, sementara anggota keluarga lain, mungkin sholat dirumah lalu tidur lagi.Selepas sholat subuh gadis itu berkumpul bersama teman-temannya di depan mushola, membicarakan agenda jalan-jalan mereka pagi itu.
Pulang jalan-jalan biasanya masih pukul enam pagi, mereka akan kumpul lagi di mushola dan biasanya juga gadis itu yang akan menggerakkan teman-temannya untuk bersih-bersih mushola, setelah mushola bersih mereka akan tidur-tiduran sambil bernyanyi bersahut sahutan, lalu ketika mungkin merasa lelah menyanyi mereka akan keluar dan membuat rumah-rumahan dari pasir dan menjadikan lidi sebagai tokoh yang memerankan serta dengan nama serta karakter yang melekat.Lalu dia akan pulang untuk membersihkan rumah dan bergegas kesekolah sebelum bapaknya mencarinya.Yah, hampir bertahun-tahun kulihat gadis itu melakukan kegiatan sehari-harinya serta kebiasaan ramadhan yang menginspirasi teman-temannya, Dia dikenal baik di masyarakat karena keramahan dan keceriaannya, hampir semua tetangga mengenalnya termasuk para anggota polisi yang tinggal di kopleks asrama, banyak juga yang mengasihaninya karena hampir tiap hari gadis itu selalu di marah, dicaci maki dan di hajar bapaknya, apapun kesalahannya. Namun Dia begitu tegar, sabar,meski berat ujiannya ketika dirumah, namun diluar rumah dia selalu ceria, suka bercanda, suka mentraktir teman-temannya, tertawa bebas bersama teman-temannya, Dia juga cukup pintar dan cerdas karena selalu mendapat peringkat 3 besar dikelas.Suatu hari dibulan ramadhan, aku tak mendengar suara tadarusan gadis itu dari speaker mushola, paginya aku juga tak melihat dia diantara teman-temannya, ternyata dia sudah mengundurkan diri dari kesibukannya itu, mungkin karena sudah menjadi remaja SMA kesibukannya belajar dan membantu ibunya bertambah, dan ternyata dia merasa sakit hati dengan ucapan tetangganya yang menganggapnya selalu cari muka biar di puji banyak orang dan biar dapat makanan banyak ketika tadarusan serta sumbangan dari para polisi dan dermawan yang biasa bersedekah.Rupanya Gadis itu tersinggung karena tak pernah terlintas sedikitpun niatan-niatan itu di hatinya.  Akhirnya kini, Ramadhan dikampungku menjadi sepi, apalagi musholanya semakin sepi peminat dari warganya sendiri.tak ada lagi yang bertadarusan hingga tengah malam kecuali beberapa anak saja. Tak ada yang bergotong royong, beramai ramai membersihkan mushola kecuali penjaga musholanya sendiri.Anak-anak lebih disibukkan dengan gadged, atau kongkow-kongkow di pinggir jalan raya. Apa mungkin karena zaman sudah berubah, hingga tak ada lagi anak seperti gadis kecil itu atau aku yang ketinggalan zaman, terlalu bernostalgia dengan masalalu. Sungguh, Jika waktu boleh kembali aku rindu dengan sosok anak seperti gadis itu yang akan meramaikan ramadhan dikampungku.Kini gadis itu juga sudah pindah mengikuti  suami dan tugas negara yang diembannya. Kabarnya Dia jadi telah menjadi seorang ASN dikota lain.semoga sukses selalu gadisku yang selalu ceria dan penuh semangat perjuangan.